Usaha cetak foto digital amatiran di pedesaan memang banyak kendala,selain konsumen jarang juga ditambah bahan bahan pendukung harus jauh jauh didatangkan dari kota.Kata amatiran disini adalah dengan menggunakan peralatan yang sederhana bukan peralatan cetak setara LAB dikota kota besar.Maklum cetak foto di pedesaan hanya sebatas bikin foto yang bersifat nya instan seperti buat keperluan persyaratan SKCK,foto buat masuk sekolah dan lain sebagai nya.Sedangkan foto foto buat ijazah,foto foto dokumentasi perkawinan,khitanan dan acara resmi lain nya tentu nya akan di cetak di bawa ke LAB di kota sana.Karena acara acara resmi seperti itu tentu nya mensyaratkan daya tahan foto yang lebih awet kuat dan tahan lama karena dokumentasi tersebut akan disimpan sampai puluhan tahun hingga lebih.
Amatiran disini hanya menggunakan komputer PC / Laptop/Kamera DSLR/ dan Printer sebagai peralatan dasar nya.Nah sobat didalam membahas pengalaman dalam kesempatan kali ini kami tidak mengulas tentang PC / Kamera melainkan kami akan mengulas tentang suka dan duka nya menggunakan printer untuk keperluan cetak foto tersebut.
Awal awal menggeluti dunia percetakan foto amatir beberapa tahun lalu kami menggunakan printer merk Epson yang emang di klaim sebagai printer dengan hasil cetak foto yang lumayan bagus dan layak dipergunakan ( Epson R 230).Dari awal beli printer ini sudah di modifikasi oleh penjual nya dengan cara di infus,tentunya kami hanya tinggal memakai nya saja.Pengalaman pertama dalam mencetak foto tentunya yang muncul bukan di printer nya tapi kendala muncul di program program editing foto nya,maklum bisa dikatakan awam.Namun seiring dengan kemauan ingin bisa akhirnya teratasi juga.
Setelah berjalan hampir enam bulan dan tinta pun sudah berganti,mulai muncul masalah masalah di printer,dan yang muncul pertama kali adalah muncul nya garis garis di warna magenta,tentunya hal ini membuat gambar jadi tidak secerah biasa nya.Berbagai cara sudah dilakukan mulai dari perubahan kualitas di propertis printer nya,head cleaning dan membersihkan busa di pembuangan dalam printer.Hasil nya memang ada namun tidak sampai bertahan lama kendala cetak foto bergaris garis di printer dan bahkan berbintik bintik di kertas foto ini akhir nya muncul lagi.
Browser di google baca tutorial dan lain sebagai nya,sambil diskusi ke pakar nya di kota dan semua tips sudah dilakukan akhir nya mencoba jalan terakhir yaitu menggunakan cairan pencuci head printer.Setelah mendapatkan langsung kami praktekan.Memang cairan pencuci head ini memang ber fungsi juga ditandai dengan hilang nya kendala cetak foto bergaris garis tersebut.Tapi tak sampai dua bulan hasil foto bergaris garis tersebut muncul lagi,kemudian dilakukan pencucian head lagi,setelah beres,bukan nya normal malah muncul pesan error di notifikasi printer dan setelah browser sana sini ternyata isi pesan tersebut menandakan bahwa head printer rusak.Wah kiamat kecil sobat,ya sudah lah berhubung harga head printer yang begitu mahal nya akhirnya diputuskan printer ini di masukan saja ke dus dan di simpan di lemari.
Dan selanjutnya diputuskan untuk membeli lagi printer yang baru,dan masih terpaku pada Epson R230,namun yang jadi perbedaan adalah dalam menggunakan tinta nya,di printer yang ini dari awal kami menggunakan tinta asli buatan epson dan tetap menggunakan sistem infus.Dengan berdasarkan pemikiran apabila menggunakan tinta asli dimungkinkan daya tahan printer akan lebih awet,dan head yang dipakai tidak cepat aus atau rusak.Dan memang sobat ada lebih nya dari yang pertama,bahkan limit percetakan sudah dilewati nya sampai dua kali,limit disini adalah sudah titik dimana memory printer sudah maksimal dan printer harus di reset lagi ke awal.Tentunya menggunakan software resetter Epson dalam hal ini resetter R230.Banyak yang membahas di google para master printer yang membagikan ttutorial serta program resetter nya.
Namun setelah setahun kendala muncul juga walaupun dibilang lumayan lambat,masalah nya tetap sama yaitu hasil cetak foto di printer bergaris garis.Lagi lagi masalah cetak foto bergaris garis menjadi momok yang menakutkan bagi percetakan foto amatiran bagi kami khusus nya yang awam akan printer.
Dan cara penanganan nya printer edisi kedua ini sudah kapok melakukan nya sendiri langsung dibawa ke service center printer resmi yang direkomendasikan oleh teman ku.Dan ternyata head nya sudah mulai cacat katanya.Perbaikan nya tetap harus ganti head....waaaaw.
Tentunya printer yang kedua ini kami bawa lagi dan tentunya ku simpan di lemari kembali,hehe.
Edisi ketiga pembelian printer masih tetap ke Epson sekarang agak meningkat dengan berpindah ke Epson L 1800.Dan sudah di infus resmi dari pabrik,dengan asumsi kalau semua nya resmi dan lagian mahal tentunya daya tahan printer akan lebih lama.Kira kira apa pengalaman tentang Epson L1800 ini.Kita tunggu sobat ya,,karena printer ini masih bekerja dengan normal tanpa kendala,mudah mudahan bisa lebih awet dari sebelum nya.
Maaf ini hanya pengalaman pribadi,dan penanganan service juga sederhana dan alakadar nya.Hanya berbagi pengalaman kan judul nya juga pengalaman,,,,hehe.